Kencing manis atau
penyakit gula, diketahui sebagai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein
dalam tubuh. Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan
Areteus, memberikan nama atau sebutan diabetes
pada orang yang menderita banyak minum dan banyak kencing. Oleh karena itu,
hingga saat ini penderita banyak minum dan banyak kencing tersebut, dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes
Mellitus (bahasa latin:diabetes = penerusan; mellitus = manis).
A. Fungsi
Gula dalam Tubuh.
Gula didalam tubuh
berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi gerak, sumber energi spesifik bagi
sel otak dan jaringan saraf. Di samping itu, gula juga berfungsi dalam
pembentukan protein dan lemak.
B.
Gejala
Diabetes Mellitus.
Gejala klasik
penyakit diabetes mellitus, dikenal
dengan istilah trio-P, yaitu meliputi
Poliuria (banyak kencing), Polidipsi (banyak minum), dan Polipagio (banyak makan).
1. Poliuria (banyak kencing), merupakan
gejala umum pada penderita diabetes
mellitus. Banyaknya kencing ini di sebabkan kadar gula dalam darah
berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui
ginjal bersama air dan kencing.
2. Polidipsi (banyak minum), merupakan akibat
(reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan
cairan (dehidrasi), maka secara
otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan
untuk terus minum selama kadar dalam darah belum terkontrol baik.
3. Polipagio (banyak makan), merupakan gejala
yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya
cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi.
Gejala-gejala yang biasa tampak
pada penderita diabetes mellitus
adalah sebagai berikut.
1. Adanya
perasaan haus yang terus-menerus.
2. Sering
buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.
3. Timbulnya
rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
4. Timbulnya
rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.
Adapun pada penderita yang berat
(parah), akan timbul beberapa gejala atau tanda yang lain, yaitu sebagai
berikut.
1. Terjadinya
penurunan berat badan.
2. Timbulnya
rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki.
3. Timbulnya
borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.
4. Hilangnya
kesadaran diri.
C. Penyebab
Diabetes Mellitus.
Dari hasil penelitian terbaru
yang dilakukan oleh para ahli kedokteran, dikemukakan teori baru yang
menyatakan bahwa penyakit diabetes
mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), tetapi
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang multi-kompleks, antara lain
kebiasaan hidup dan lingkungan. Orang yang tubuhnya membawa gen diabete, belum tentu akan menderita
penyakit gula, karena masih ada beberapa faktor lain yang dapat menyebkan
timbulnya penyakit ini pada seseorang, yaitu antara lain :
1.
Makanan
yang berlebihan/kegemukan.
2.
Kurang
gerak atau jarang berolah raga.
3.
Kehamilan.
D. Klasifikasi
Diabetes Mellitus.
Pada tahun 1985, WHO membuat
klasifikasi yang secara praktis membagi diabetes
mellitus menjadi 2 golongan, yaitu golongan klinik dan golongan risiko
statistik.
1.
Golongan
Klinik
a.
Diabetes
Mellitus.
Tampak
adanya gejala klinis diabetes mellitus,
misalnya banyak minum, banyak kencing, dan berat badan menurun.
b.
Gangguan
Toleransi Gula.
Jika
kadar gula darah puasa ≤ 120 mg% (normal) dan kasdar gula darah 2 jam sesudah
makan antara 140 mg% - 200 mg%, maka diklasifikasikan sebagai gangguan
toleransi gula.
c.
Diabetes
karena Malnutrisi.
Kriteria
diagnosa diabetes mellitus karena
malnutrisi atau MRDM (Malnutrition
Related Diabetes Mellitus). Golongan ini banyak diderita oleh penduduk
negara miskin Afrika (karena kurang gizi), dan hingga sekarang masih dijadikan
bahan penelitian para ahli kedokteran.
d.
Diabetes
saat Kehamilan.
Pada
beberapa wanita hamil, ditemui terjadinya peningkatan kadar gula darah. Namun,
setelah melahirkan, kadar gula dalam darah tersebut kembali normal. Oleh karena
itu dikel dengan diabetes saat hamil.
2.
Golongan
Risiko Statistik
Golongan
risiko statistik terdiri atas: orang tuanya penderita diabetes mellitus; pernah mengalami abnormal pada toleransi gula,
tetapi kemudian normal kembali; wanita yang pernah lahirkan bayi dengan berat
lebih dari 4kg.
E. Terapi
Diabetes Mellitus.
Terapi diabetes mellitus dibagi menjadi terapi primer dan terapi sekunder,
yang masing-masing mencakup hal-hal sebagai berikut.
1.
Terapi
Primer.
Terapi
primer terdiri atas: diet diabetes
mellitus , latihan fisik/olahraga, dan penyuluhan kesehatan.
2.
Terapi
Sekunder.
Terapi
sekunder terdiri atas: obat anti-diabetika
dan cangkok pankreas.
F. Usaha
Mencegah Diabetes Mellitus.
Usaha pencegahan diabetes
mellitus yang disebabkan oleh faktor kebiasaan hidup tersebut, dapat
diatasi antara lain dengan olahraga rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa
usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah
sebagai berikut.
1.
Diet
yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan.
2.
Olahraga
secara teratur dan terukur.
Sumber
: Lanywati, Endang,dr. 2001. Diabetes
Mellitus. Yogayakarta: Kanisius