Rabu, 23 Oktober 2013

Diabetes Mellitus (Penyakit Kencing Manis)



Kencing manis atau penyakit gula, diketahui sebagai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan Areteus, memberikan nama atau sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak minum dan banyak kencing. Oleh karena itu, hingga saat ini penderita banyak minum dan banyak kencing tersebut, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (bahasa latin:diabetes = penerusan; mellitus = manis).


A.     Fungsi Gula dalam Tubuh.

Gula didalam tubuh berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi gerak, sumber energi spesifik bagi sel otak dan jaringan saraf. Di samping itu, gula juga berfungsi dalam pembentukan protein dan lemak. 

B.     Gejala Diabetes Mellitus.

Gejala klasik penyakit diabetes mellitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi Poliuria (banyak kencing), Polidipsi (banyak minum), dan Polipagio (banyak makan).

  1. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita diabetes mellitus. Banyaknya kencing ini di sebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing.

   2. Polidipsi (banyak minum), merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar dalam darah belum terkontrol baik. 

  3. Polipagio (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi.


Gejala-gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut.

       1.   Adanya perasaan haus yang terus-menerus.

       2.   Sering buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.

       3.   Timbulnya rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

       4.   Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

Adapun pada penderita yang berat (parah), akan timbul beberapa gejala atau tanda yang lain, yaitu sebagai berikut.

       1.   Terjadinya penurunan berat badan.

      2.  Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki.

       3.   Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.

       4.   Hilangnya kesadaran diri.



C.     Penyebab Diabetes Mellitus.

     Dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kedokteran, dikemukakan teori baru yang menyatakan bahwa penyakit diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang multi-kompleks, antara lain kebiasaan hidup dan lingkungan. Orang yang tubuhnya membawa gen diabete, belum tentu akan menderita penyakit gula, karena masih ada beberapa faktor lain yang dapat menyebkan timbulnya penyakit ini pada seseorang, yaitu antara lain :

     1.      Makanan yang berlebihan/kegemukan.

     2.      Kurang gerak atau jarang berolah raga.

     3.      Kehamilan.


D.     Klasifikasi Diabetes Mellitus.

Pada tahun 1985, WHO membuat klasifikasi yang secara praktis membagi diabetes mellitus menjadi 2 golongan, yaitu golongan klinik dan golongan risiko statistik.

    1.      Golongan Klinik


          a.       Diabetes Mellitus.

Tampak adanya gejala klinis diabetes mellitus, misalnya banyak minum, banyak kencing,  dan berat badan menurun.


          b.      Gangguan Toleransi Gula.

Jika kadar gula darah puasa ≤ 120 mg% (normal) dan kasdar gula darah 2 jam sesudah makan antara 140 mg% - 200 mg%, maka diklasifikasikan sebagai gangguan toleransi gula.


          c.       Diabetes karena Malnutrisi.

Kriteria diagnosa diabetes mellitus karena malnutrisi atau MRDM (Malnutrition Related Diabetes Mellitus). Golongan ini banyak diderita oleh penduduk negara miskin Afrika (karena kurang gizi), dan hingga sekarang masih dijadikan bahan penelitian para ahli kedokteran.


          d.      Diabetes saat Kehamilan.

Pada beberapa wanita hamil, ditemui terjadinya peningkatan kadar gula darah. Namun, setelah melahirkan, kadar gula dalam darah tersebut kembali normal. Oleh karena itu dikel dengan diabetes saat hamil.


     2.      Golongan Risiko Statistik

Golongan risiko statistik terdiri atas: orang tuanya penderita diabetes mellitus; pernah mengalami abnormal pada toleransi gula, tetapi kemudian normal kembali; wanita yang pernah lahirkan bayi dengan berat lebih dari 4kg.


E.     Terapi Diabetes Mellitus.

Terapi diabetes mellitus dibagi menjadi terapi primer dan terapi sekunder, yang masing-masing mencakup hal-hal sebagai berikut.

     1.      Terapi Primer.

Terapi primer terdiri atas: diet diabetes mellitus , latihan fisik/olahraga, dan penyuluhan kesehatan.


     2.      Terapi Sekunder.

Terapi sekunder terdiri atas: obat anti-diabetika dan cangkok pankreas.

F.      Usaha Mencegah Diabetes Mellitus.

Usaha pencegahan diabetes mellitus yang disebabkan oleh faktor kebiasaan hidup tersebut, dapat diatasi antara lain dengan olahraga rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah sebagai berikut.

     1.      Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan.

     2.      Olahraga secara teratur dan terukur.



Sumber : Lanywati, Endang,dr. 2001. Diabetes Mellitus. Yogayakarta: Kanisius

Memilih Vitamin untuk Kulit Wajah



Kulit sehat dan wajah cantik merupakan dambaan setiap perempuan. Namun, kulit sehat baru  bisa dimiliki dengan perawatan. Untuk mendapatkan kulit yang sempurna, perempuan perlu melakukan usaha ekstra.

Asupan nutrisi yang baik, tidak cukup untuk melawan polusi, stress, hingga sinar matahari yang berpotensi merusak kulit. Kulit tetap memerlukan perawatan dari luar. Salah satu kandungan yang sangat penting bagi kulit adalah vitamin.

Jenis kulit setiap orang yang berbeda membuat kebutuhan vitaminnya pun tidak sama. Untuk mengetahui jenis vitamin yang dibutuhkan, seseorang perlu mengenali jenis kulitnya sendiri. Bila terdapat kekurangan atau diketahui kulitnya tidak normal, bisa dikenali pula jenis vitamin yang dibutuhkan. Selain itu, faktor usia juga turut menjadi pembeda. Umur seseorang berpengaruh terhadap konsumsi vitamin bagi kulitnya.

Vitamin yang berguna bagi kulit sebenarnya sangat banyak. Namun, hanya vitamn A, C, dan E saja yang secara umum dibutuhkan kulit seseorang. Ketiga vitamin itu kemudian paling banya ditemukan dalam produk perawatan.

    1. Vitamin A memiliki fungsi meregenerasi kulit sehingga banya ditemukan           pada produk anti penuaan.
    2. Vitamin C mengandung zat-zat yang berfungsi menangkal radikal bebas. Dan, biasanya banyak terkandung dalam produk kosmetik krim yang dipakai pada siang hari.
    3. Vitamin E memiliki fungsi menstimulasi kolagen. Jenis vitamin ini yang membuat kulit menjadi kenyal dan lembap. 

Vitamin banyak dijadikan bahan dasar dari beberapa kosmetik. Salah satunya serum yang saat ini sedang gencar dirambah produsen. Serum terbentuk dengan berbahan dasar vitamin agar kaya manfaat. 

Meski memiliki banyak manfaat, vitamin juga bisa menjadi musuh kulit. Terutama, untuk vitamin E yang rentan terhadap kulit berminyak, kelembapan yang dimilikinya cenderung sudah berlebih.

Perawatan yang terbaik bagi kulit disarankannya terjadi secara internal dan eksternal. Keduanya harus seimbang.

Sumber : Azizah Nora. 2013. Memilih Vitamin untuk Kulit Wajah. Bandung: Koran Republika

Selasa, 22 Oktober 2013

Tips Merawat Ginjal Agar Tetap Sehat

Add caption


Fungsi utama ginjal mengekresi limbah tubuh yang terdiri hampir tiga juta unit nephron, organ vital ini berfungsi membersihkan limbah tubuh dari proses fisiologis. 
Bila racun tidak dibuang dengan benar, maka akan menumpuk di sistem, yang menyebabkan disfungsionalnya organ-organ vital lainnya. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga fungsi kesehatan ginjal agar tetap sehat.Berikut ini tips kesehatan dalam menjaga kesehatan ginjal kita.      

                        
1. Minum banyak air.
Tubuh terdiri dari 70% air. Tanpa air, sel tubuh tidak bisa bertahan dan proses fisiologis dan biokikmia tubuh tidak dpat bekerja dengan baik. Dianjurkan minimal meminum 8 gelas air setiap hari.
Minum sebelum makan dapat mengurangi rasa lapar dan ini baik juga dalam program diet. Air es tidak dianjurkan karena dingin mencegah metabolisme dalam mencerna makanan. Lemas yang mengeras karena dingin akan sulit untuk dicerna. Semakin banyak kita minum, buang air kecil dapat meningkatkan ekskresi sisa metabolisme dan integritas ginjal, sehingga ginjal semakin sehat.
2. Hindari makanan asin
Natrium klorida adalah nama kimia untuk garam. Natrium dan Klorida adalah elektrolit yang bertanggung jawab menjaga kesimbangan air, elektrolit keasaman, dan alkalinitas darah. Ketika asupan garam berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dam akumulasi dalam disfungsi ginjal.
3. Hindari alkohol
Alkohol adalah zat diuretik, dapat menyebabkan sering buang air kecil dan mencegah ekskresi zat lain seperti asam urat. Hal ini dapat menyebabkan batu ginjal.
4. Jangan menahan kencing
Jika anda merasa harus buang air kecil maka segeralah ke toilet. Air yang ditahan adalah air sisa pembuanagn dari ginjal yang banyak mengandung banyak kuman. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
5. Hidup sehat
Tubuh seperti mesin yang perlu diminyaki. Bila ada salah satu bagian yang rusak makan akan mempengaruhi bagian yang lain. Nah, cobalah makan, tidur dan pola hidup sehat. Lemak daging juga perlu dihindari dan cobalah beralih ke sayuran.
Ginjal yang sehat berfungsi " membersihkan " kotoran dan sisa metabolisme tubuh, apabila fungsi tersebut rusak maka berdampak pada fungsi yang lain. Jadi, mulai rawat ginjal kita agar tetap sehat.

Sumber http://welcometomichaelworld.blogspot.com/2013/07/artikel-tips-merawat-ginjal-     agar-tetap.html